Kamis, 07 Oktober 2010

Gaya pacaran sekarang

Gaya Pacaran Anak Sekarang
Seperti apa kiranya gaya pacaran anak jaman sekarang ? Mungkin Anda berpendapat bahwa anak sekarang itu pergaulannya juah lebih luas dibandingkan anak dahulu (orang tua kita misalnya). Penulis sendiri telah melakukan survey sebelum tulisan ini dimuat. Penulis mengambil sekitar 20 responden untuk mengetahui bagaimana gaya pacaran anak zaman sekarang. 9 (sembilan) diantaranya menjawab bahwa pacaran anak zaman sekarang itu cenderung menuju ke arah intim (sex), namun 11 (sebelas) diantaranya menjawab bahwa pacaran sekarang masih normal dan masih dalam batas kewajaran saja. Penulis mengaku bingung dengan hasil ini, sepertinya hasil ini terbalik atau bahkan tertukar. Tetapi ternyata setelah dicocokkan dengan data yang sudah valid, memang benar adanya. Bagaimana penadapat Anda menganai hal ini? Akankah moral para pelajar harapan bangsa ini akan terus merosot dan menurun setiap harinya?
Jika kita flashback ke arah taun 80 an (masa dimana orang tua kita rata-rata berada di era remaja pada saat itu), anak taun 80 an itu sama sekali tidak mengarah ke orientasi untuk berhubungan intim dengan pasangannya, namun mereka cenderung menganggap kekasih mereka itu sebagai partner ataupun kerabat. Segala macam hal yang mengarah ke arah ke intiman itu sangatlah tabu bagi mereka. Era 80 an itu adalah masa-masa di mana banyak pasangan yang menggunakan kendaraan sepeda sebagai alat untuk transportasinya. Ada sebagian pula yang menggunakan sepeda motor. Perlu diketahui, bahwa sesorang yang mempunyai sepeda motor saat itu adalah orang yang dianggap paling mampu dibanding yang lainnya. Mereka yang menggunakan sepeda motor sebagai alat transportasinya dinilai sebagai kalangan menak (Bahasa Belanda yang artinya golongan orang kaya dan berada).
Bila dibandingkan dengan kamu 80 an tadi, sudah jelah bahwa gaya pacaran anak sekarang sangatlah jauh berbeda dan berbanding terbalik dengan gaya pacaran anak taun 80 an itu. Anak sekarang apabila berpacaran selalu merasa bahwa pasangannya adalah soulmate dia. Padahal belum tentu hal itu terjadi. Bisa saja suatu saat mereka putus, lalu kemudian salah satu dari mereka ada yang bunuh diri. Biasanya, jika salah sorang bunuh diri, maka pasangannya akan merasa sangat bersalah dan sangat menyesalinya. Maka, jalan satu-satunya adalah dengan ikut juga mengakhiri hidupnya. Hal itu tentu sangat dilaranag oleh agama. Agama mana pun tidak ada yang mengajarkan bahwa tindakan mengakhiri nyawa (ex: bunuh diri) itu adalah tindakan yang benar. Oleh karena itu, sudah sepatutnya anak zaman sekarang lebih banyak mendapat siraman rohani dinbanding dengan siraman jasmani.
Kembali ke jaman 80 tadi, orang yang menggunakan sepeda motor dikatakan menak. Tapi sekarang? Motor adalah kendaraan yang sudah bisa dijangkau oleh kalangan manapun. Kendaraan tersebut sudah tidak asing lagi jaman sekarang ini. Penulis pernah mendengar celetukan dari salah seorang teman, dia berkata seperti ini “ Kalo mau dapet cewe cantik tu rumusnya kaya gini : GANTENG,PUTIH,TAJIR,BER MOBIL,BER MOTOR (Minimal Ninja RR) “ Penulis sempat tertawa terbahak-bahak mendengar celetukan itu. Lalu kemudian penulis berpikir “ Kalo cewe yang mentingin kaya gitu mah mati aja lo. Cuma menuh-menuhin bumi ! “ Tuhan itu menciptakan mahluknya dengan berbagai variasi bentuk dengan keunikan masing-masing. Kalau mau yang seperti apa yang ada di kriteria, memang ada. Tetapi tidak semua manusia seperti demikian. Kalau semua manusia diciptakan seragam, tidak akan ada keaneka ragaman di bumi pertiwi ini. Itulah kenapa Tuhan menciptakan manusia dengan berbagai keunikan dan variasi yang tentunya bermacam-macam.
Oke, itu tadi sedikit intermezo. Sekarang mari meneliti fakta yang terjadi di masyarakat. Kebanyakan anak muda sekarang, khususnya anak SMA dan anak kuliahan melakukan gaya pacaran dengan cara masing-masing. Penulis kembali meneliti tentang kejadian ini. Penulis meneliti 10 responden. 7 (tujuh) diantaranya melakukan hubungan intim setelah 2minggu masa pacaran. Sedang 3 (tiga) lainnya menjawab tetap menjaga kesucian sampai malam pertama nanti. Hasil tersebut memang tidak aneh, mengingat gaya pergaulan anak jaman sekarang memang banyak yang menjurus ke arah demikian. Jika hal ini tidak ingin terus berlangsung, maka pihak orang tua harus banyak menanamkan pendidikan agamis lebih kepada anak-anaknya. Jika hal itu bisa dilakukan, bukan tidak mungkin tindakan seperti demikian lambat laun akan menghilang dan moral anak bangsa perlahan-lahan akan naik kembali. Semoga saja hal itu bisa terwujud. Amin.

Selasa, 07 September 2010

 Pergaulan Membawa Perubahan

1 .Bergaul dengan orang kaya, bertambah cinta harta
2. Bergaul dengan orang misin,bertambah syukur dan rela atas pemberian Allah
3. Bergaul dengan pejabat /penguasa, bertambah keras hati dan lagi sombong
4. Bergaul dengan anak kecil, bertambah senang bermain dan bergurau
5. Bergaul dengan pelacur, bertambah berani berbuat maksiat dan menunda-nunda taubat
6. Bergaul dengan orang sholeh, akan bertambah tekun ibadah dan menjauhi maksiat
7. Bergaul dengan ulama, bertambah ilmu dan taqwa
8. Bergaul dengan wanita, akan bertambah bodoh dan syahwat serta condong pada pikran
mereka

PERGAULAN REMAJA

        Dalam diri seseorang selalu mempunyai suatu masalah yang harus dipecahkan dan diselesaikan. Permasalahan ini melatarbelakangi perjalanan hidup seseorang dan memberikan warna bagi kehidupannya terlebih lagi anak muda atau remaja. Anak muda merupakan masa dalam tingkat emosi sangat mudah berubah dari pemikiran positif bisa menjadi negatif. Penuh dengan ambisi serta dorongan emosi yang sangat tidak menentu atau bisa disebut masa-masa yang labil. Ketidakjelasan batas-batas emosi yang tidak menentu dan terus menerus merasakan pertentangan antara sikap, ideologi dan gaya hidup. Nilai-nilai yang dominan dalam budaya anak muda ini menyangkut banyak hal kecuali keberhasilan dalam pelajaran, nilai-nilai yang dominan adalah: keunggulan dalam olah raga, pandai dansa, punya mobil, disenangi teman, senang hura-hura, senang pesta-pesta,jadi teman kencan yang baik, tidak dicap pengecut (untuk laki-laki), dan sebagainya. Konflik ini dipertajam dengan keadaan diri yang berada diambang peralihan antara masa kanak-kanak dan dewasa atau belajar berdiri diantara semua hal yang dihadapi. Adapun Tahap-tahap peralihan itu adalah sebagai berikut : 
    1. Pembebasan kehendak dari kekuatan-kekuatan dari dalam diri sendiri maupun dari lingkungannyayang selama ini mendominasinnya.
    2. Pemilahan kepribadian antara kehendak dengan kontrak kehendakterjadilah pejuangan moral antara dorongan-dorongan neurotik kedenderungan untuk tetap tertekan)dengan dorongan kreatif (kecenderungan untuk mencipta dan mengatur).Akibat dari konflik moral itu timblah perasaan bersalah,menyesali, dan menyalahkan diri serta perasaan rendah diri. Remaja adalah suatu masa individu mengalami perkembangan psikologik dan pola identifikasi dari kanak-kanak ke dewasa. Adapun tahap-tahap perkembangnnya :
  • 0-6 tahun : Pendidikan oleh ibu sendiri untuk pengembangan bagian dari jiwa penginderaan dan pegamatan.
  • 6-12 tahun : Pendidikan daar sesuai dnan berkembangnya fakultas ingatan dan diberikanlah dalam pelajaran-pelajaran bahasa dan kebiasaan sosial dan agama.
  • 12-18 tahun : Sekolah lanjutan sesuai dengan berkembangnbya faulas penalaran melalui penalajaran tat bahaa, ilmu alam, matematika, tika, dan dialektika.
  • 18-24 tahun : Pedidikan tinggi dan pengembaraan untuk mengembangkan fakultas kehendak.
    Remaja sebagai periode transisi antara anak-anak ke masa dewasa. Remaja juga merupakan restrukturisasi kesadaran atau masa penyempurnaan dari perkembangan dan puncak perkembangan ditandai dengan perubahan kondisi “entropy” ke kondisi “negative entropy”. Entropy adalah keadaan kesadaran manusia belum tertata rapi walaupun isinya sudah banyak (pengetahuan, perasaan)dsb. Istilah “entropy” ini sebetulnya dipinjam dari ilmu alam (fisika) dan ilmu komunikasi (khususnya teori komunikasi). Dalam ilmu alam “entropy” berarti keadaan tidak ada sistem yang tertentu dari suatu sumber energi sehingga sumber tersebut menjadi kehilangan energinya. Dalam ilmu komunikasi “entropy” berarti keadaan tidak ada pola tertentu dari rangsang-rangsang (stimulus) yang diterima seseorang, sehingga rangsang-rangsang tersebut menjadi kehilangan artinya. Entropy secara psikologik berarti isi kesadaran masih bertentangan, saling tidak berhuhungan sehingga saling mengurangi kapasitas kerjanya dan menimbulkan pengalaman yang kurang menyenangkan buat orang yang bersangkutan.
    Kondisi entropy selama masa remaja, secara bertahap disusun, diarahkan, distrukturkan kembali, sehingga lambat laun terjadi “negative entropy” atau “negentropy”. Kondisi negentropy adalah keadaan isi kesadaran tersusun dengan baik, pengetahuan yag satu terkait dengan pengetahuan yang lain dan pengetahuan jelas hubungan dengan perasaan atau sikap. Orang yang bersangkutan dalam keadaan negentropy ini merasa dirinya sebagai kesatuan yang utuh dan bisa bertindak dengan tujuan yang jelas, tidak bimbang-bimbang lagi, sehingga bisa mempunyai tanggung jawab dan semangat kerja yang tinggi. Perkembangan akan perubahan itu memberikan tugas bagi dirinya sendiri dan diantaranya :
1. Menerima kondisi fisiknya dan memanfaatkan tubuhnya secara efektif.
2. Menerima hubungan yang lebih matang dengan teman sebaya dari jenis
kelamin yang manapun.
3. Menerima peran jenis kelamin masing-masing (laki-laki maupun perempuan).
4. Berusaha melepaskan diri kertergantungan emosi terhadap orangtua dan orang
dewasa lainnya.
5. Mempersiapkan karir ekonomi.
6. Mempersiapkan perkawinan dan hidup berkeluarga.
7. Merncanakan tingkah laku sosial yang bertanggung jawab.
8. Mencapai sistem nilai dan etika tertentu sebagai pedoman tingkah lakunya.
Seorang anak muda yang labil yang berlaku sesuai keinginan hatinya walaupun dapat merugikan orang lain. Ketidakstabilan emosi yang ada pada diri seorang anak muda pada masa-masa ini membuat diri merasa untuk mengenal, mengerti, memahami diri maupun orang lain. Konflik ini muncul dalam bentuk ketegangan emosi yang terus meningkat dalam diri anak muda, bercampur dengan hal-hal yang berada di luar dirinya dan menjadi suatu keutuhan. Perasaan-perasaan yang dominan adalah ingin main-main, loncat-loncat, dan selalu membuat tingkah nakal.

Pacaran Backstreet, enaknya putus atau lanjut

PACARAN BACKSTREET, PUTUS ATAU LANJUT ? 
Pacaran backstreet memang melelahkan, krena harus pintar-pintar mengatur strategi supaya tidak ketahuan. Mana  yang lebih baik, putus ataukah dilanjutkan ?
Kalau sudah dilanda cinta, dunia serasa milik berdua, yang lain pda ngontrak. Joke itu kerap terlontar dikalangan  para remaja  yang baru  merasakan jatuh cinta.
Ketika dunia serasa milik berdua , pasangan sejoli ini  tidak akan  peduli  pada sekelilingnya. Temasuk , aturan tidak boleh pacaran dari orang tua. Bagaimanapun dua sejoli akan berusaha  agar cintanya bersatu. Akhirnya keputusan untuk memilih pacaran backstreet pun dijalani  mereka yang tidak mendapatkan restu  dari lingkungannya.
 Sebenarnya , jika diartikan secara arfiah, pacaran backstreet sama dengan pacaran lewat jalan belakang. Dengan gaya backstreet inilah kedua  sejoli bisa menjalin hubungan  tnpa sepengetahuan orang-orang  di sekelilingnya.
Keanyakan, aturan dan larangan  memang berasal dari orang tua pihak perempuan. Orang tua pihak perempuan biasanya khawatir  kalaumengizinkan putrinya pacaran nanti bisa terjadi sesuatu  yang tidak diinginkan. Atau , bisa juga karena  orangtua  tak menyukai profil pacar anaknya, bis  karena beda status  sosial, etnis, agama dan semacamnya.
Namun, jiwa remaja yang masih penuh spontanitas  sertamerta tak bisa  menerima alasan orangtua. Backstreet  lah cara  pacaran yang dianggap sebagai pilihan yang paling tepat.
DAMPAK
Walaupun backstreet  dianggap sebagai cara paling tepat untuk tetap menjalin hubungan,  tetap saja da berbagai dampak yang muncul  akibat  gaya  berpacaran seperti itu. Berikut  dampaknya :
Rentan konflik
Dalam hubungan dengan gaya backstreet, konflik rentan sekali terjadi. Bukan hanya konflik antara anak dengan orang tua yang memang pasti ada, melainkan juga konflik dalam pasangan itu sendiri. Konflik denga orangtua, terjadi misalnya karena anak selalu menolak diajak pergi keluar. Sebenarnya bukan karena malas, tapi agar bisa bertemu dengan sang  kekasih. Lama-kelamaan tentu orangtua akan curiga dan jadi sering marah-marah pada anaknya.
Sedangkan konflik dengan pasangan sendairi bis terjadi karena kesulitan mengatur janji untuk bertemu. Kalau tidak pintar-pintar memahami, pasti jadi gampang berantem.
Depresi
Pacaran backstreet memang lebih berat ketimbang pacaran normal (tidak backstreet). Konflik yang muncul lebih kompleks dan membebani pikiran.
Hal itu akan memicu timbulnya stres. Sebab, ada harapan yang sama-sama tidak terpenuhi. Anak merasa orangtua tidak memenuhi harapannya, begitu juga seballiknya, anak tak memenuhi harapan orangtua.
Kalau kedua belah pihak saling bersikeras, tentu energi negatif yang keluar semakin banyak. Bebaan pikiran yang awalnya hanya sebatas stres, lama-kelamaan berubah depresi.
Muncul rasa bersalah
Backstreet dijalani tentu saja karena terpaksa. Tak heran, mereka yang menjalaninya kerap merasa bersalah pada orang-orang di sekitarnya. Sebab, pacaran lewat jalan belakang ini tak ubahnya seperti pengkhianatan.
Pikir ke depan
Tidak ada yang bisa mengukur kadar cinta seseorang selain mereka yang menjalaninya. Apakah cinta yang diperjuangkan dengan gaya backstreet ini  hanya sementara atau malah selamanya ? hanya mereka yang tahu dan bisa  memprediksiny.
Dimana ada niat, disitu pasti ada jalan. Karena itu, sebelum memutuskan untuk pacaran,pasangan harus sudah yakin untuk melangkah bersama. Jadi , kalau memang   mau backstreet ya jangan tanggung-tanggung. Tunjukan kalau cinta yang dimiliki pasangan memang  layak diperjuangkan.
Sedangkan jika dari awal sudah ragu, sebaiknya memang tak usah diteruskan  daripada pacaran backstreet tapi akhirnya hanya menyakitkan
Namun kalau sudah terlanjur backstreet, mulailah berpikir kedepan. Akan diteruskan hingga pelaminan atau sampai di sini saja. Apapun keputusan yang diambil, upayakanlah untuk melakukan hal-hal berikut :
  • - Mengakui
Ini merupakan langkah awal jika anda  berniat melanjutkan hubungan dengan pasangan. Akuilah perasaan cinta yang ada , akui keberadaaan pasangan yang berarti dalam hidup anda.
Resiko pasti ada tapi sebaiknya orangtua tahu yang sebenarnya. Mereka berhak mendapatkan kejujuran dari anaknya. Meski membutuhkan usaha keras dan keberanian yang kuat, cara ini tetap lebih baik daripada terus menyembunyikan posisi pasngan di hadapan orangtua.

  • - Komunikasi
Kalau sudah mengakui perasaan dan kondisi  anda dengan pasangan  di hadapan orangtua, akan sangat wajar muncul pertentangan. Bahkan konflik lanjutan yang tak kalah seru. Tetapi sekali lagi, cara ini harus ditempuh untuk meyakinkan  orangtua tentang hubungan tersebut. Sebaiknya komunikasikan  dengan orangtua mengenai alasan mengenalkan pasaangan. Misalnya, karena anda sudah merasa  sangat cocok dan nyaman bersamanya. Lantas, diskusikan bersama alasan orangtua melarang anda pacaran. Berkomunikasi dari hati ke hati ini juga harus dilakukan di waktu yang tepat agar pembicaraan bisa rileks tidak emosional.


  • - Realistis
Kalau dua langkah awal tadi sudah diupoayakan, apapun keputusannya, tetap ada pihak yang harus bersikkap realistis. Kalau hubungan bisa dilanjutkan, artinya orangtua yang harus  bersikap realistis, menerima bahawa kebahagiaan anaknya adalah  bersama pasangan yang dipilihnya sendiri. Sedangkan jika hubungan harus putus, anda dan pasangan yang harus realistis. Sebab, alasan yang diberikan orangtua tentu lebih common sense. Hargai itu sebagai satu bentuk kecintaannya terhadap anda, bukan otoritasnya sebagai orangtua.

Pacaran Putus Nyambung

KENALI TANDA-TANDANYA
patah_hati
1.    Hubungan ini bikin kita malas untuk dandan, menjauh dari teman dan teman serta keluarga selalu mengkhawatirkan kita.
2.    kita sering kelelahan dan kehabisan energi karena permainan emosi dari hubungan ini yang benar-benar menguras tenaga dan pikiran.
3.    Mengira dia bakal berubah setelah diberi kesempatan untuk kesekian kalinya dan bakal mencintai kita selamanya?? Wah mimpi kali yeee
4.    dari lubuk hati yang paling dalam, kita tak akan tahu kalau gak bakal bisa bikin rencana masa depan bareng dia.
5.    SEmua tentang hubungan kita begitu berlebihan: cinta yang terlalu menggebu-gebu  atau kalau berantem bener-bener nyakitin.
6.    Merasa tidak bisa hidup tanpa si dia, tapi kalau mau jujur, ada masanya kita gak yakin apakah bener-bener menyukai dia.
7.    Selalu membanding-bandingkan dia dengan orang lain, terutama tokoh film saat hubungan lagi off.

perilaku yang tak sewajarnya dilakukan anak dibawah umur seperti ini.


 gaya pacaran yang tak wajar